Rabu, 08 Februari 2012

Hatiku Belum Stabil

Ya ALLAH,,Engkaulah yang Maha Membolak - Balikkan Hati
Berikanlah kesabaran pada hamba dalam menghadapi cobaanMu
Kata - kata tajam dari makhlukMu yang lain
Cercaan dari orang yang tidak pernah tahu keadaan hati saudaraNya
Dan juga luka luka hati yang lainnya

Ya ALLAH, hati hamba memang tidak pernah stabil
Ada kalanya cerah, terang benderang, dan sangat lapang
Tapi ada kalanya hati ini penuh noda-noda hitam yang amat hina
Berikanlah hamba keistiqamahan Ya ALLAH

Sekarang hamba tidak tahu harus mengadu pada siapa selain padaMu
Engkau adalah Zat yang selalu ada dalam setiap keluh kesahku
Walaupun hambaMu ini sering lalai, bahkan sangat lalai
Tetapi Engkaulah satu-satunya Zat yang Maha Pengasih dan Penyayang

Ya ALLAH, ridhailah selalu jalan hidupku
Meskipun banyak kerikil-kerikil tajam yang menghampiri
Jadikanlah semua itu sebagai semangat hidupku
Berikanlah hamba hati yang senantiasa takut padaMU



Kamis, 19 Januari 2012

Krisis Pangan Membayangi Indonesia

Ini adalah judul tulisan pertamaku yang dimuat di media online.
Tulisan ini menginspirasiku untuk selalu menggerakkan jemariku di atas keyboard laptop.
Akhirnya, aku sadar bahwa menulis itu menyenangkan

tulisan ini diterbitkan pada tanggal 13 November 2011, 3 hari setelah aku mengirimnya di hari jumat.

ada yang paling berkesan dari tulisan ini. di hari Rabu waktu praktikum evaluasi sensori, kakak asprak melihat tulisan ini dan dia bilang minggu depan ga usah ikut kuis praktikum, LANGSUNG DAPAT 100 ^^
Alhamdulillah

Kalau kamu mau, ayo buruan nulis dan apply ke media online, salah satunya okezone.com
Cukup attach tulisan n email ke

kampus@okezone.com

Stand by terus aja nungguin tulisan diterbitkan..
*tapi kadang ada yang ga terbit juga hehe
POSITIVE THINKING ajaaaaaa ^^

Jika ingin melihat artikelnya, mampirlah di sini
http://kampus.okezone.com/read/2011/11/12/367/528629/krisis-pangan-membayangi-indonesia


Sabtu, 23 Juli 2011

SEMANGAT IYC SENANTIASA MEMBARA

Islamic Youth Camp (IYC), suatu acara inspiratif yang aku rasakan di awal bulan Juli ini, tepatnya tanggal 3 – 6 Juli 2011. IYC adalah acara liburan yang diadakan oleh Departemen Bimbingan Remaja dan Anak –Anak (Birena) LDK Al Hurriyyah untuk anak SD dan SMP se-Jabodetabek. Tema IYC tahun ini begitu menggelitik untuk ditelaah lebih jauh, “Berlibur Bersama Sahabat Terbaikku Al Qur’an”, yah itulah tema yang mengandung sejuta makna. Acara ini tentunya dilakukan dengan persiapan ekstra dengan jumlah panitia hanya sekitar 25 orang. Tetapi, jumlah itu tidak membatasi kami untuk berkarya dan melakukan hal yang terbaik untuk kesuksesan IYC. Awalnya kami pesimis akan mendapatkan peserta dengan jumlah sesuai target, tetapi berkat kerja keras dan semangat yang membara kami pun melakukan publikasi ke sekolah – sekolah dengan berbagai cara. Yaah, walaupun salah satunya hanya menyebar pamflet di tiap – tiap mobil orang tua murid saat pembagian rapor dengan diiringi kalimat “Bismillahirrahmanirrahim”, itu adalah usaha yang mulia. Pengoptimalan facebook dan media lain pun digencarkan. Tim Danus dan sponshorship pun tak kalah berperan dalam mencari dana. Mereka selalu mencari celah untuk menambah pemasukan demi suksesnya acara ini. Dan Alhamdulillah, Allah memudahkan rezeki kami.


Inilah saat yang dinantikan, tepat jam 7 pagi di hari Ahad tanggal 3 Juli 2011 para peserta dan orang tua tengah berbondong-bondong membanjiri aula Al Hurriyyah. Alangkah bahagianya hati kami, akhirnya ada 38 peserta yang datang. Jumlah yang cukup memuaskan, walaupun sebenarnya ada rasa sedih ketika mendengar ada peserta yang tidak dating dan membatalkan mengikuti acara ini karena sakit dan alasan lainnya. Sempat takjub di hari pertama, mereka semua berasal dari keluarga ekonomi menengah ke atas sehingga barang – barang yang dibawa kadang terasa asing bagiku. Aku kadang berpikir, beruntung sekali mereka ini, sangat berbeda dengan adik – adik di Birena yang malah sebagian adalah kaum dhuafa. Tapi aku pun berpikir ulang bahwa Allah itu selalu adil kepada hamba-Nya.


Ada semangat luar biasa yang aku dapatkan di hari pertama, ternyata begitu besar harapan orang tua adik kepada kami. Mereka berpesan agar kami memberikan bimbingan terbaik sehingga anak-anak mereka menjadi pribadi yang lebih baik. Bahkan ada salah satu orang tua murid yang berbicara secara pribadi kepada kami. Beliau mengatakan bahwa anaknya, sebut saja X, memiliki karakter yang berbeda dengan anak lainnya (baca : autis) sehingga meminta kesabaran kami dalam membimbingnya. Perkataan-perkataan itu sejenak menyentuh hati dan membuatku ingin menangis. Inilah awal tekad yang membara untuk menciptakan generasi berkarakter Qur’ani melalui IYC di tahun ini.


Acara hari pertama lebih ditekankan pada pengakraban antarpeserta, materi, dan tentunya penerapan kebiasaan tilawah dan hafalan setiap selesai shalat. Materi hari pertama disampaikan oleh seorang pengisi yang memiliki semangat luar biasa. Beliau bernama “Kak Mal”, seorang pendongeng dengan berbagai gaya bicara. Di akhir dongengnya beliau menyampaikan bahwa selama 8 tahun berumah tangga, beliau belum dikaruniai seorang anak. Inilah sisi hebat yang sempat membuatku ternganga. Beliau belum dikaruniai anak tetapi malah memilih profesi sebagai pendongeng untuk anak – anak. Aku yakin di kala melihat anak – anak pasti hatinya miris dan sedih, tetapi mungkin anak – anaklah yang menjadi salah satu sumber kebahagiaannya.


Fokus kembali pada anak bernama X, dari hari pertama dia menunjukkan beberapa keanehan, di antaranya dia suka membawa buku agendanya dan menggambar zombie di buku tersebut. Bahkan aku pernah memergokinya menulis “The King of Darkness”. Tetapi, anak ini sebenarnya bisa diarahkan kalau kita sabar menghadapinya. Si X yang mendapat predikat sebagai peserta teraktif IYC ini juga memiliki potensi luar biasa dan keaktifan yang luar biasa. Semua pemateri pasti disuguhi pertanyaan olehnya. Dia pun sering mendapat doorprize dari pemateri, sebuah buku cantik dari Kak Mal dan sebuah tanaman dari Lab Kultur Jaringan saat outbound di Pesantren Darul Najah, tepatnya di hari kedua IYC. Aku masih teringat betapa besar kasih sayang ibunya saat mendengar percakapannya via telepon sebelum praktek pembuatan yoghurt di Darul Falah Farm,
“Hallo, Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikumussalam. Ma ini kakak”
“Oh, iya Nak. Gimana kabarnya? Pake HP siapa?”
“Baik Ma. Pake HP fasilitator. Ma nanti kalau ngejemput bawa flash disk ya. Mau ngopi lagu – lagu”
“Oh, iya Nak. Mama siapin flash disknya ya. Lagi apa sekarang, sayang?”
“Lagi outbound Ma. Tadi pas games makan tomat, temen – temen pada gag doyan Ma, jadi kakak makan banyak, jadi kayak rakus gitu. Oh iya Ma, tadi kakak dapat hadiah tanaman lhoh”
“Wah, bagus dong sayang”
…………………………………
Percakapan pun berlanjut dan diakhiri dengan kalimat “Hati – hati ya Sayang”
Percakapan itu menunjukkan betapa sayangnya orang tua kepada anaknya dengan berbagai kelebihan dan kekurangan yang dimiliki anaknya. Sungguh mengharukan.


Setelah adik – adik melakukan outbound yang melelahkan dengan bimbingan trainer Pemuda Inspirasi, malamnya diisi materi oleh Ammah Dhiau. Beliau juga sangat inspiratif karena dengan sabar membimbing adik – adik dengan gaya keibuan yang sangat memukau. Di sini aku menemukan semangat baru untuk memunculkan karakter keibuan yang bisa menarik hati anak – anak, tentunya sebagai bekal untuk mendidik generasi penerus kita kelak, yaah siapa lagi kalau bukan anak – anak kita.
Dua malam pun berlalu dengan kebahagiaan dan kesibukan yang luar biasa. Namun letih ini tidak terasa karena senyum yang diberikan adik – adik begitu bermakna untuk kami. Walaupun evaluasi dan briefing selalu dilakukan sampai jam 12 malam dan kami harus bangun Qiyamu Lail jam 3.30, semua itu tidak terasa. Melihat sie konsumsi yang selalu sibuk mengurus makanan dan menyiapkan makan 3 kali sehari dengan menu 4 sehat 5 sempurna; melihat logstran yang selalu angkat sana angkat sini serta selalu diminta beli ini dan itu; melihat PDD yang selalu sibuk dengan kamera, laptop dan printernya; melihat sia acara yang mondar – mandir dan berupaya membuat acara menarik dan bernilai; melihat humas yang setia menghubungi dan mendampingi pembicara; melihat remaja Birena yang selalu standby menjaga adik- adik; dan tentunya melihat BPH yang selalu berusaha menyemangati kami. Itu semua sangat melelahkan. Tapi sekali lagi, itu semua tidak terasa dan kita tiada berkeluh kesah. Mungkin inilah yang disebut dengan keikhlasan. Aku baru merasakan nikmat keikhlasan di IYC ini.


Di hari ketiga kami kedatangan tamu dari “10 Bersaudara Bintang Al Qur’an”. Hari ini memang cukup melelahkan karena acara utama kami adalah Rihlah ke Museum Al Qur’an dan Museum Teknologi di TMII. Tapi hal itu tidak menyurutkan semangat adik – adik untuk tetap meneriakkan jargon “Berlibur Ceria Bersama Al Qur’an”. Pada sesi ini, pemateri mengungkapkan tentang cara menghafal Al Qur’an dan menjaga hafalan itu sendiri. Dari 3 orang yang mewakili 10 Bersaudara Bintang Al Qur’an tersebut memaparkan bahwa 6 dari saudaranya sudah hafal Al Qur’an dan 4 lainnya yang masih berusia anak – anak sedang dalam proses. Subhanallah!kembali hatiku bergetar.


Hari keempat adalah hari terakhir. Ketika orang tua adik datang tak terasa air mataku berlinang. Empat hari bersama mereka begitu berharga untuk berakhir begitu saja. Hanya harapan dan do’a yang bisa kuucapkan, semoga mereka menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Di hari terakhir ini aku melihat semangat adik – adik dan kakak-kakak panitia yang semakin merasa dekat dengan Al Qur’an. Pengisi acara terakhir adalah Kak Adhi dari Pelatihan Rumah Qur’ani, Bandung. Beliau mengajarkan cara menghafal Al Qur’an dengan isyarat, dongeng, dan permainan. Begitu mengesankan. Bahkan ada orang tua adik yang meminta nomor HP Kak Adhi. Beliau memang sangat inspiratif.


Inilah hadiah terbesar IYC, Hafidz dan Hafidzah IYC. Tak disangka 2 di antara peserta IYC sudah ada yang hafal juz 30, mereka adalah Fikri dan Syifa, dan 1 orang sudah hafal juz 30 dan setengah juz 29 bernama Izzah. Merinding sekali aku mendengarnya, apalagi ketika mendengar Izzah membaca tilawah. Sebagai anak yang pernah meraih juara baca puisi, ia melantunkan ayat – ayat Al Qur’an dan terjemahannya dengan begitu indah pada acara wisuda IYC. Ternyata Izzah dan Syifa adalah kakak beradik dari keluarga ikhwah. Mereka mengaku kalau di antara mereka ada yang sudah hafal 10 juz, maka orang tuanya akan mengajak umrah ke istana suci. Subhanallah! Hal ini membuatku merasa malu, malu karena dengan usia yang lebih tua aku belum mampu menghafal Al Qur’an sebanyak hafalan mereka.


Hal yang paling istimewa adalah ketika ucapan terima kasih dari orang tua adik dating bertubi – tubi. Mereka mengatakan sekarang anaknya sudah rajin shalat malam, shalat shubuh, tilawah, hafalan, dll. Betapa perjuangan kami selama ini tidak sia – sia. Seluruh kerja sama panitia sangat bermanfaat untuk suksesnya acara ini. Yang kami harapkan bukanlah sekedar bertambahnya pengetahuan adik - adik tentang Al Qur’an tetapi output sejati yang kami impikan adalah bertambahnya ketaqwaan adik – adik kepada Allah SWT. Ini adalah Semangat IYC yang sebenarnya, Semangat untuk mencintai Al Qur’an dan berlibur bersama Al Qur’an serta menjadikan Al Qur’an sebagai sahabat terbaikku. Walaupun IYC sudah berakhir, insya Allah semangatnya akan selalu membara. Allahu Akbar !!! ^^

Rabu, 18 Mei 2011

Ketika Hati Nurani Tak Berkata "YA"

Ketika Hati Nurani tak Berkata “Ya” ^^ d

Yah, hari ini hari yang kunantikan. Berharap mendapatkan apa yang kuinginkan selama satu tahun ini dating di hari ini. Hmmphh..ternyata hal itu tidak datang,,aku malah mendapatkan yang lain,,yang tidak aku inginkan,,

INI ADALAH KESALAHANKU SENDIRI,BUKAN SALAH ORANG LAIN
Aku tidak menyampaikan apa yang aku inginkan,,

Yah, akhirnya aku mendapat nasehat lagi dari sahabatku

Seseorang akan mencapai kesuksesanya masing2 dengan cara yang berbeda :)

Fine lah,,tapi tetep aja ikhlas itu sulit
Tapi bisa
Bisa
Yaaaah,,bisa :)

Sabtu, 19 Maret 2011

AISYAH DAN USWAH

Aisyah, itulah namanya. Jika dilihat dari namanya mungkin yang kita pikirin adalah salah satu istri Nabi Muhammad Rasulullah SAW. Tetapi yang akan diungkap kisahnya kali ini bukanlah beliau. Semoga aja gadis kecil ini nantinya bisa menjadi cermin sifat Aisyah sesungguhnya. Untuk yang kedua, namanya Uswah si gadis imut yang penurut. Semoga kelak bisa jadi suri tauladan yang baik. Amiin.

Inilah sepenggal kisahnya di hari Ahad, tepatnya saat mereka ngaji bareng di Birena (Bimbingan Remaja dan Anak – Anak), tempat bimbingan anak yatim dan dhuafa (walaupun ga semuanya). Kelas dimulai dengan reading time dimana anak – anak diberi kesempatan untuk membaca dan sebagian ada yang dibacakan oleh kakak pengajar, termasuk aku. Trus dilanjutin circle time, yaitu pembinaan tata cara ibadah (shalat) dan do’a pagi bersama. Hemm, pas raja siang udah tampak, dimulailah senam pagi. Dubidubida!!! adik – adik sangat bersemangat, terutama Aisyah. Gadis cilik berusia 7 tahun ini dengan beraninya tampil di depan dengan kakak instruktur. Dia bergerak dengan lincahnya. Gag disangka hujan pun turun,untung aja senamnya udah selesai. Sesi berikutnya yang seharusnya berkebun dilanjutkan dengan Bimbingan Ruhaniyah (Biru) mengingat kondisi yang gag memungkinkan.

Saat Biru, aku mimbrung aja di kelas satu dua dengan kakak senior yang emang wali kelas mereka, maklum aku masih magang selama tiga bulan.hehe. Aisyah mulai bandel nih disini. Senior dan lima adik lain termasuk Uswah udah milih tempat di pojok aula. Tapi, si Aisyah ini ngotot mau di serambi aula. Parahnya yang ditarik – tarik itu aku, ckck. Akhirnya dengan segala bujuk rayu, si gadis manja ini berhasil kutaklukkin. Dimulailah Biru dengan kisah “Jangan Sepelekan Kaum Lemah”. Kakak senior nyuruh para adik buat dengerin cerita itu dan nulis hikmahnya di kertas. Aisyah protes, “ Gag mau ah Teh, males nulis, ga bawa alat tulis”. Dia meluk tasnya dan ngotot dengan macem – macem alesan. Trus, saat yang lain duduk rapi buat dengerin cerita,diatiduran di lantaisambil terus meluk tasnya. Akhirnya, kubiarkan saja sampe dia nurutin perintah si kakak dengan sendirinya. Eh, udah bangun malah ganti nyandar di pangkuanku(hemm ni anak maunya apa cii?). Saat nulis, ternyata adik – adik belum ngerti buat nulisin hikmah cerita, digantilah dengan pertanyaan. Tak disangka semua jawaban yang ditulis Aisyah benar. Anak ini emang bener – bener cerdas. Tapi sayang, dia anak yang mau menang sendiri dan manja banget. Beda banget ma Uswah yang ngikutin Biru dengan tertib. Ia pun ga kalah pinter ma Aisyah.

Teng Teng Teng!! Saatya istirahat deh. Aku seperti dipermainkan anak kecil, hikz. Si manja minta aku boncengin naik sepeda. Yaudah kuturuti aja berhubung aku orangnya gag tegaan dan penyayang anak kecil,hohoo. Pas main sepeda,aku mulai tanya-tanya soal keluarganya. Ternyata keluarganya masih lengkap, bahkan ia punya kakak yang ikut Birena juga. Kakaknya, sebut saja Citra udah SMP. Aisyah bilang kalau dia gag pernah pergi bareng kakaknya, tapi malah bareng tetangganya soalnya kakaknya suka marah – marah. Dalam benakku berpikir,” Kalau dua anak dengan sifat yang sama seperti ini bareng pastilah akan ada perang dunia”. Lagi asyik maen sepeda, eh tiba – tiba galaknya muncul. Dia mintanaek sepeda sendiri. Aku khawatir kalau kenapa – napa.Pertama, dia adalah amanah dan sepeda pun milik orang lain. Karena dia marah – marah, akhirnya aku kasih sepedanya. Pas mau berhenti, dia ga bisa ngerem dan hampir nabrak salah satu senior. Dia marah bukan maen nyalahin kakak itu. Waduwh ni anak. Paraah!!

Uswah ngeliat aku bonceng Aisyah. Dia minta gantian dibonceng. Aku sih oke – oke aja. Tapi Aisyah ngebentak dan bilang, “Gag boleh!”. Apa boleh buat, akhirnya Uswah pergi dengan perasaan kecewa. Aku ngrasa kasihan, tapi Aisyah terus ngotot untuk dibonceng dan gag bisa dibujuk – bujuk lagi. “Keras sekali pendirianmu, Nak”, pikirku.

Kupikir urusan telah selesai, tapi jam istrahat yang belum kelar membuatku harus melakukan ini. Aisyah minta dianterin jajan. Dia gag mau beli sendiri dan terus narik – narik tanganku. Okelah, kuturuti lagi. Tapi ada perasaan gag enak sama senior dan adik – adik lain, termasuk Uswah yang juga deket sama aku sejak perdana ngajar. Abis beli, kugoda dia dengan nimta jajannya.Eh, taunya dia ngambek, lari ke kelas dan nangis. Waduwh, matilah aku. Hari ini buat seorang anak nangis. Aku coba bujuk biar gag marah, tapi malah tambah kenceng. Yaudah aku nyerah trus kutinggal. Tambah parah aja aku dilemparin makanan. Aduuh Ibuuk apa yang harus aku lakuin. Kata senior, “Biari aja”. Yaudah aku pergidan gabung sama anak – anak lain.Pas dia berhenti nangis,dia juga gabung ma temen – temenny dan kupikir dia nyeritain kenapa dia nangis soalnya temennya pada ngeliatin aku satu per satu. Tambah rumit aja ni masalah, sama anak kecil lagi. Biarin aja ah mereka. Hufh.

Selanjutnya Bi’ah ( Bina Qur'aniyah), kegiatan baca tulis Al Qur’an. Dari sini aku dapet satu cerita tentang Uswah dari temen seangkatan yang baru masuk Birena juga. Awalnya dia nanya, “Uswah kalau di rumah ngaji di luar ga?”. Gadis lembut itu bilang, “Gag Kak, di rumah aja”. ”Diajarin siapa?”. “ Sama ayah, dulu sama ibuk, tapi sekarang ibuk udah gag ada”, kata Uswah dengan senyum manisnya. Ya Allah aku terharu denger ini. Betapa kuat anak itu ngejalanin hidup. Pengorbanan kami ngajar dari pagi sampe sore belum seberapa dengan apa yang mereka lakuin buat nuntut ilmu, bahkan rumah mereka lebih jauh daripada tempat tinggal kami.

Abis itu kami sharing soal Aisyah, temanku bilang apa yang dia tau dari senior kalau Aisyah dan kakaknya emang kaya gitu. Kayaknya mereka dari keluarga kaya yang biasa dimanja. Bahkan ada cerita kalau dulu saat semua disuruh berkelompok buat nulis sifat buruk temennya, Citra dapet daftar catatan buruk terbanyak. Gag disangka, kertas itu dirobek trus ia pergi sambil nangis. Hemm, aku makin ngerti dengan karakter anak, tapi belum dapet solusi.

Tiba sesi games, aku belum damai sama Aisyah yang imut dan manja. Dia melototin aku terus, tapi aku kasih dia senyum manisku(hehe), dia malah keliatan sebel.hihi. Di sesi berikutnya, yaitu kreativitas, para adik diajarin buat name tag . Aisyah tampak kerepotan, akhirnya aku deketin aja dengan niat mau bantu. Anehnya, ni anak gag luluh juga. Aku terus dibentak. Kebetulan kelompok Uswah ada di deketku, aku ikut kesitu bareng temenku yang cerita tadi. Di sini aku ngrasa sikap Uswah ke aku yang gag kayak biasanya. Dia agak galak sama aku dan lebih manja – manja ke temenku. Aku jadi ngrasa bersalah. Hummm. Pas kami butuh gunting, aku coba pinjam ke Aisyah, tapi gag boleh. Yaudah aku biarin aja. Beberapa detik kemudiaaaan, tiba – tiba Aisyah nyenggol aku trus nglempar gunting. Dia bilang, “Nih, tapi gag boleh galak – galak lagi”. Ckck anak ini, aku iyakan aja kata – katanya dan akhirnya aku bantuin dia. Dan damailah kami. Ckiki.

Selesailah serangkaian acara buat adik – adik. Bimbingan remaja (SMP SMA) dilanjutin sampe sore oleh pengampu. Sementara yang lain evaluasi. Di sini kembali Aisyah menjadi icon. Kata senior kalau ada anak yang nangis dibiarin aja trus buat para pengajar harus punya aturan tegas. Kalau ada adik yang nangis dibiarin aja soalnya kalau dideketin malah tambah nangis.Dan satu hal lagi yang penting, Aisyah emang gitu sifatnya jadi kita sebagai pengajar jangan sampai bersikap terlalu baik atau pun terlalu tidak baik kepada adik.

Itulah kisah dua adik yang lucu. Banyak hikmah yang bisa diambil dari sini. Silahkan temukan sendiri. Diminta juga solusi – solusi dari temen – temen untuk adik – adik di atas. Mungkin masih banyak karakter lain, tapi belum terlalu kelihatan karena aku elum akrab ma mereka,hehe. Dan buat pemberitahuan, buat temen – temen yang mau menjadi donator, baik tetap maupun tidak tetap untuk pembinaan adik – adik bisa hubungi aku. Dalam hadits disebutkan bahwa, “ Aku dan pengasuh anak yatim (kelak) seperti dua jari ini (Rasulullah menunjuk jari telunjuk dan tengah dan merapatkan keduanya) di surga nanti” (HR. Bukhari).

Bogor, 2 Maret 2010
Asrama TPB IPB Gedung A3 No. 351


*nb : belakangan ini aku tahu Uswah itu punya seorang Ibu, tapi aku tidak tahu mana yang benar, cerita temanku atau sebaliknya.

Tokoh Inspiratifku ( Aisyah r.a. )

Dia adalah gurunya kaum laki-laki, seorang wanita yang suka kebenaran, putri dari seorang laki-laki yang suka kebenaran, yaitu Khalifah Abu Bakar dari suku Quraisy At-Taimiyyah di Makkah, ibunda kaum mukmin, istri pemimpin seluruh manusia, istri Nabi yang paling dicintai, sekaligus putri dari laki-laki yang paling dicintai Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam. Ini terdapat dalam Shahih Bukhari dan Muslim, bahwa ‘Amr bin ‘Ash Rodhiallahu ‘anhu pernah bertanya kepada Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam: “Siapakah orang yang paling engkau cintai, wahai Rasulullah?” Rasul menjawab: ”’Aisyah.” ‘Amr bertanya lagi: “Kalau laki-¬laki?” Rasul menjawab: “Ayahnya.

Selain itu Aisyah adalah wanita yang dibersihkan namanya langsung dari atas langit ketujuh. Dia juga adalah wanita yang telah membuktikan kepada dunia sejak 14 abad yang lalu bahwa seorang wanita memungkinkan untuk lebih pandai daripada kaum laki-laki dalam bidang politik atau strategi perang.Wanita ini bukan lulusan perguruan tinggi dan juga tidak pernah belajar dari para orientalis dan dunia Barat. Ia adalah murid dan alumni madrasah kenabian dan madrasah iman. Sejak kecil ia sudah diasuh oleh seorang yang paling utama, yaitu ayahnya, Abu Bakar. Ketika menginjak dewasa ia diasuh oleh seorang nabi dan guru umat manusia, yaitu suaminya sendiri, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam. Dengan demikian, terkumpullah dalam dirinya ilmu, keutamaan, dan keterangan-keterangan yang menjadi referensi manusia sampai saat ini. Teks hadits-hadits yang diriwayatkannya selalu menjadi bahan kajian di fakultas¬-fakultas sastra, sebagai kalimat yang begitu tinggi nilai sastranya. Ucapan dan fatwanya selalu menjadi bahan kajian di fakultas-fakultas agama, sedang tindakan-tindakannya menjadi materi penting bagi setiap pengajar mata pelajaran/mata kuliah sejarah bangsa Arab dan Islam.

Pernikahan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam dengannya merupakan perintah langsung dari Allah ‘Azza wa jalla setelah wafatnya Khadijah. Bukhari dan Muslim meriwayatkan dalam Shahihnya, dari ‘Aisyah Rodhiallahu ‘anha, dia berkata: “Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda: ‘Aku pernah melihat engkau dalam mimpiku tiga hari berturut-turut (sebelum aku menikahimu). Ada malaikat yang datang kepadaku dengan membawa gambarmu yang ditutup dengan secarik kain sutera. Malaikat itu berkata: ‘Ini adalah istrimu’. Aku pun lalu membuka kain yang menutupi wajahmu. Ketika ternyata wanita tersebut adalah engkau (’Aisyah), aku lalu berkata: ‘Jika mimpi ini benar dari Allah, kelak pasti akan menjadi kenyataan.”’

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam menikahi ‘Aisyah dan Saudah pada waktu yang bersamaan. Hanya saja pada saat itu Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam tidak langsung hidup serumah dengan ‘Aisyah. Setelah kurang lebih tiga tahun hidup serumah dengan Saudah, tepatnya pada bulan Syawal setelah perang Badar, barulah beliau hidup serumah dengan ‘Aisyah. ‘Aisyah menempati salah satu kamar yang terletak di komplek Masjid Nabawi. yang terbuat dari batu bata dan beratapkan pelepah kurma. Alas tidurnya hanyalah kulit hewan yang diisi rumput kering, alas duduknya berupa tikar, sedang tirai kamarnya terbuat dari bulu hewan. Di rumah yang sederhana itulah ‘Aisyah memulai kehidupan sebagai istri yang kelak akan menjadi perbincangan dalam sejarah.

Pernikahan bagi seorang wanita adalah sesuatu yang utama dan penting. Setelah menikah, seorang wanita akan menjadi istri dan selanjutnya akan menjadi seorang ibu. Kekayaan dunia sebanyak apa pun, kemuliaan setinggi awan, kepandaian yang tak tertandingi, dan jabatan yang begitu tinggi, sekali-kali tidak akan ada artinya bagi seorang wanita jika tidak menikah dan tidak mempunyai suami, sebab tidaklah mungkin bahagia seseorang yang berpaling dari fitrahnya.

Dalam kehidupan berumah tangga, ‘Aisyah merupakan guru bagi setiap wanita di dunia sepanjang masa. Ia adalah sebaik-baik istri dalam bersikap ramah kepada suami, menghibur hatinya, dan menghilangkan derita suami yang berasal dari luar rumah, baik yang disebabkan karena pahitnya kehidupan maupun karena rintangan dan hambatan yang ditemui ketika menjalankan tugas agama.

‘Aisyah adalah seorang istri yang paling berjiwa mulia, dermawan, dan sabar dalam mengarungi kehidupan bersama Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam yang serba kekurangan, hingga pernah dalam jangka waktu yang lama di dapurnya tidak terlihat adanya api untuk pemanggangan roti atau keperluan masak lainnya. Selama itu mereka hanya makan kurma dan minum air putih.Ketika kaum muslim telah menguasai berbagai pelosok negeri dan kekayaan datang melimpah, ‘Aisyah pernah diberi uang seratus ribu dirham. Uang itu langsung ia bagikan kepada orang-orang hingga tak tersisa sekeping pun di tangannya, padahal pada waktu itu di rumahnya tidak ada apa-apa dan saat itu ia sedang berpuasa. Salah seorang pelayannya berkata: “Alangkah baiknya kalau engkau membeli sekerat daging meski¬pun satu dirham saja untuk berbuka puasa!” Ia menjawab: “Seandainya engkau katakan hal itu dari tadi, niscaya aku melakukannya.

Dia adalah wanita yang tidak disengsarakan oleh kemiskinan dan tidak dilalaikan oleh kekayaan. Ia selalu menjaga kemuliaan dirinya, sehingga dunia dalam pandangannya adalah rendah nilainya. Datang dan perginya dunia tidaklah dihiraukannya. Dia adalah sebaik-baik istri yang amat memperhatikan dan memanfaatkan pertemuan langsung dengan Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam, sehingga dia menguasai berbagai ilmu dan memiliki kefasihan berbicara yang menjadikan dirinya sebagai guru para shahabat dan sebagai rujukan untuk memahami Hadits, sunnah, dan fiqih. Az-Zuhri berkata: “Seandainya ilmu semua wanita disatu¬kan, lalu dibandingkan dengan ilmu ‘Aisyah, tentulah ilmu ‘Aisyah lebih utama daripada ilmu mereka.”

Hisyam bin ‘Urwah meriwayatkan dari ayahnya, ia berkata: “Sungguh aku telah banyak belajar dari ‘Aisyah. Belum pernah aku melihat seorang pun yang lebih pandai daripada ‘Aisyah tentang ayat-ayat Al-Qur’an yang sudah diturunkan, hukum fardhu dan sunnah, syair, permasalahan yang ditanyakan kepadanya, hari-hari yang digunakan di tanah Arab, nasab, hukum, serta pengobatan. Aku bertanya kepadanya: ‘Wahai bibi, dari manakah engkau mengetahui ilmu pengobatan?’ ‘Aisyah menjawab: ‘Aku sakit, lalu aku diobati dengan sesuatu; ada orang lain sakit juga diobati dengan sesuatu; dan aku juga mendengar orang banyak, sebagian mereka mengobati sebagian yang lain, sehingga aku mengetahui dan menghafalnya."

Dalam riwayat lain dari A’masy, dari Abu Dhuha dari Masruq, Abu Dhuha berkata: “Kami pernah bertanya kepada Masruq: ‘Apakah ‘Aisyah juga menguasai ilmu faraidh?’ Dia menjawab: ‘Demi Allah, aku pernah melihat para shahabat Nabi Sholallahu ‘alaihi wasallam yang senior biasa bertanya kepada ‘Aisyah tentang faraidh. “

Selain memiliki berbagai keutamaan dan kemuliaan, ‘Aisyah juga memiliki kekurangan, yakni memiliki sifat gampang cemburu. Bahkan dia termasuk istri Nabi Sholallahu ‘alaihi wasallam yang paling besar rasa cemburunya. Rasa cemburu memang termasuk sifat pembawaan seorang wanita. Namun demikian, perasaan cemburu yang ada pada ‘Aisyah masih berada dalam batas yang wajar dan selalu mendapat bimbingan dari Nabi, sehingga tidak sampai melampaui batas dan tidak sampai menyakiti istri Nabi Sholallahu ‘alaihi wasallam yang lain.

Di antara kejadian paling menggelisahkan yang pernah menimpa ‘Aisyah adalah tuduhan keji yang terkenal dengan sebutan Haditsul ifki (berita bohong) yang dituduhkan kepadanya, padahal diri ‘Aisyah sangat jauh dengan apa yang dituduhkan itu. Akhirnya, turunlah ayat Al-Qur’an yang menerangkan kesucian dirinya. Cobaan yang menimpa wanita yang amat utama ini merupakan pelajaran berharga bagi setiap wanita, karena tidak ada wanita di dunia ini yang bebas dari tuduhan buruk.

Ketika Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam sakit sekembalinya dari haji Wada’ dan merasa bahwa ajalnya sudah dekat, setelah dirasa selesai dalam menunaikan amanat dan menyampaikan risalah, beliau lalu berkeliling kepada istri-istrinya sebagaimana biasa. Pada saat membagi jatah giliran kepada istri-istrinya itu beliau selalu bertanya: “Di mana saya besok? Di mana saya lusa?” Hal ini mengisyaratkan bahwa beliau ingin segera sampai pada hari giliran ‘Aisyah. Para istri Nabi yang lain pun bisa mengerti hal itu dan merelakan Nabi untuk tinggal di tempat istri yang mana yang beliau sukai selama sakit, sehingga mereka semuanya berkata: “Ya Rasulullah, kami rela memberikan jatah giliran kami kepada ‘Aisyah. Kekasih Allah itu pun pindah ke rumah istri tercintanya. Di sana ‘Aisyah dengan setia menjaga dan merawat beliau. Bahkan saking cintanya, sakit yang diderita Nabi itu rela ‘Aisyah tebus dengan dirinya kalau memang hal itu memungkinkan. ‘Aisyah berkata: “Aku rela menjadikan diriku, ayahku, dan ibuku sebagai tebusanmu, wahai Rasulullah.” Tak lama kemudian Rasul pun wafat di atas pangkuan ‘Aisyah.

‘Aisyah melukiskan detik-detik terakhir dari kehidupan Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam sebagai berikut: “Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam meninggal dunia di rumahku, pada hari giliranku, dan beliau bersandar di dadaku. Sesaat sebelum beliau wafat, ‘Abdur Rahman bin Abu Bakar (saudaraku) datang menemuiku sambil membawa siwak, kemudian Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam melihat siwak tersebut, sehingga aku mengira bahwa beliau menginginkannya. Siwak itu pun aku minta, lalu kukunyah (supaya halus), kukebutkan, dan kubereskan sebaik-baiknya sehingga siap dipakai. Selanjutnya, siwak itu kuberikan kepada Nabi Sholallahu ‘alaihi wasallam. Beliau pun bersiwak dengan sebaik-baiknya, sehingga belum pernah aku melihat cara bersiwak beliau sebaik itu. Setelah itu beliau bermaksud memberikannya kembali kepadaku, namun tangan beliau lemas. Aku pun mendo’akan beliau dengan do’a yang biasa diucapkan Jibril untuk beliau dan yang selalu beliau baca bila beliau sedang sakit. (Alloohumma robban naasi… dst.) Akan tetapi, saat itu beliau tidak membaca do’a tersebut, melainkan beliau mengarahkan pandangannya ke atas, lalu membaca do’a: ‘Arrofiiqol a’laa (Ya Allah, kumpulkanlah aku di surga bersama mereka yang derajatnya paling tinggi: para nabi, shiddiqin, syuhada’, dan shalihin). Segala puji bagi Allah yang telah menyatukan air liurku dengan air liur beliau pada penghabisan hari beliau di dunia.

Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam dimakamkan di kamar ‘Aisyah, tepat di tempat beliau meninggal. Sepeninggal Rasulullah, ‘Aisyah banyak menghabiskan waktunya untuk memberikan ta’lim baik kepada kaum laki-laki maupun wanita (di rumahnya) dan banyak berperan serta dalam mengukir sejarah Islam sampai wafatnya. ‘Aisyah wafat pada malam Selasa bulan Ramadhan tahun 57 Hijriyah pada usia 66 tahun.

Wallahu a'lam bishshawab..

Jumat, 18 Maret 2011

Kasih Sayang Tulus seorang Ibu

Ummi yaa lahnan a’syaqohu wanasyidan dauman ansyuduhu
Fikulli makanin adzkuruhu wa-azhollu azhollu uroddiduhu
Ummi yaa ruuhi wa-hayati yaa bahjata nafsi wamunaati
Unsi filhadhiri wal-ati...
Allohu ta'aala aushoni fissirri walau fil i'laani
Bilbirri laki wal-ihsaani...
Ismuki manquusyun fi qolbi Hubbuki yahdini fi darbi
wadu'a-i yahfazhuki robbiy..

Tepat pukul 21.14 di ruangan 2,25mx2,25m ini aku menitikan air mata karena kerinduanku pada sosok yang sangat berarti bagiku. Beliau adalah orang yang banyak berkorban untukku dan keluargaku. “IBUUUKK aku kangen banget”, jerit dari palung hatiku. Tapi, aku tak mungkin menelpon atau mengirim sms malam-malam begini. Aku takut mengganggu istirahatmu, Bu. Aku takut membuatmu khawatir. Apalagi jika engkau mendengar isak tangisku karena merindukanmu.

Ibuk, maaf aku sering lalai dalam menjalankan amanahku di perguruan tinggi ini, padahal engkau hanya ingin melihatku menjadi seorang SARJANA. Hanya sebuah kata yang berarti, SARJANA. Aku telah banyak menyia nyiakan waktu untuk hal yang tidak bermanfaat, Bu. Bahkan hari ini seharusnya aku berangkat kursus, tapi karena alasan kesehatan aku tidak berangkat. Padahal dari awal pembayaran aku hanya sempat berangkat sekali, entah itu karena alasan rapat, sakit, bahkan malas, aku tidak menunaikan janjiku padamu. Aku ingat dulu kettika meminta uang pembayaran kursus, dengan sangat ngotot aku minta agar engkau segera mengirimkan uang dengan jumlah yang begitu bernilai. Aku tak tahu engkau mengusahakan darimana uang itu, apakah uang sendiri atau meminjam pada tetangga untuk memenuhi keinginanku.

Kemarin, kurang lebih tiga minggu aku sakit. Sakit karena kesalahanku sendiri yang tidak mengatur pola makan di tengah kesibukan yang ada. Serangan Salmonella thyposa kualami selama 2 minggu. Sudah cukup banyak kuhabiskan uang dari rumah. Tetapi, setelah sembuh aku kembali telat makan dan sibuk lagi dengan agenda – agendaku. Kemudian sakit lagi selama 1 minggu dan kembali merogoh kocekmu. Ibu, aku minta maaf sebesar – besarnya padamu. Aku telah banyak merepotkanmu tanpa pernah memberimu kebahagiaan. Hingga saat teman – temanku telah sukses dan berprestasi aku belum bisa memberikan sesuatu yang bisa membuatmu tersenyum.

Sekilas teringat di kala engkau membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan kami. Engkau korbankan waktu yang seharusnya bisa kau gunakan untuk merilekskan diri atau sekedar meluruskan punggung karena begitu banyaknya tugas rumah yang kau kerjakan setiap harinya. Tapi, kau tetap berjuang untuk membantu Bapak bekerja. Maaf ya Bu, aku harus membiarkanmu seperti ini. Di umurku yang sudah 19 tahun, aku belum mampu membuatmu duduk manis di rumah, padahal kau telah mengandungku selama 9 bulan, membesarkanku hingga kini. Hingga aku berumur 19 tahun kau masih sering menasihatiku. Betapa aku ini masih seperti anak kecil.

Kasih sayangmu selalu ada untukku. Tapi, kadang aku tidak mempedulikanmu di kala sedang asyik dengan teman-teman. Kadang jika di suatu percakapan, engkau tidak mengerti dengan maksud pembicaraanku, aku membentakmu, Bu. Di saat itu aku hanya merasa tak bersalah tanpa dosa, tapi mungkin engkau merasakan sakit yang begitu dalam. Betapa aku ini tidak tahu balas budi. Maafkan aku Bu. Aku pun teringat ketika engkau membangunkanku di pagi hari untuk membantu menyelesaikan pekerjaan rumah. Tapi, dengan santainya aku menjawab “nanti” dan akhirnya engkau pun menyelesaikannya sendiri. Betapa tidak tahu malunya aku padamu, Bu. Aku yang masih muda dan gigih membiarkanmu melakukan itu.

Ketika aku kembali untuk menuntut ilmu di kota ini, engkau selalu berpesan untuk rajin belajar, selalu mendoakanku agar aku mendapat peringkat pertama seperti yang selalu kuraih dulu. Tapi, setelah di sini aku mulai lalai lagi dan tak mengindahkan pesanmu itu, Bu. Aku jarang belajar dengan alasan sibuk dan sebagainya. Aku mengambinghitamkan kegiatan a b c d dan selalu mencaripembelaan di kala nilaiku tak seperti yang kauharapkan.memang benar, engkau tak pernah marah, tetapi ini adalah sosok negatifku Bu. Jika dilihat berdasarkan prosesnya, aku memang tak segigih dulu, tak setekun dulu dalam berikhtiar dan berusaha. Maafkan aku, Bu. Aku janji akan memperbaiki diriku. Aku sayang Ibu.

**********************************************************************************

Teringat percakapan siang tadi dengan bibi yang biasanya membersihkan kosan. Tadi siang sudah jam 10.00, tapi bibi masih nyetrika di kosan. Aku pun memulai pembicaraan,
“ Bi, kok belum pulang udah siang gini?”
“ Iya, Neng. Setrikaannya banyak. Mana ni gasnya habis, padahal tadi Bibi mau manasin nasi sama buat susu”
“Oh iya, Bi? Bibi belum makan? Bukannya biasanya bawa dari rumah, Bi?”
“Tadi kesiangan dan ga sempet Neng”
“Ini saya punya roti, Bi”
Upppsss ternyata rotinya sudah kadaluwarsa kemaren. Si Bibi mau makan tapi akhirnya aku melarangnya. Dan aku teringat,
“Bi, saya punya donat . Tadi pagi beli pas mau kuliah”
Aku berikan donat itu pada Bibi sekaligus aku beri sebotol susu kecil.
Bibi langsung makan dengan lahap
“Alhamdulillah, makasih ya Neng”
“Ini tadi saya beli nasi, Bi. Kita bagi dua aja ya Bi”
Aku harus makan nasi karena masih sakit. Jadi aku bagi dua. Awalnya bibi menolak, tapi akhirnya kami makan sama-sama.

Sambil makan, banyak hal yang kami bicarakan. Semuanya tentang keluarga bibi. Beliau menderita maag kronis dan kalau lapar sedikit tidak segera makan, perutnya perih. Beliau mengaku bekerja membanting tulang untuk anaknya yang sekarang duduk di kelas 3 SMP dan akan melanjutkan ke SMA. Dan sedihnya, ternyata suami beliau sudah meninggal. Beliau cerita sudah pernah meminta bantuan keringanan ke sekolah, tapi ditolak. Suaminya dulu bekerja mengayuh becak di sekitar kampus, tetapi karena usia akhirnya beliau meninggal. Anaknya yang pertama sudah menikah, tetapi ia berperangai keras dan sangat tempramen, sampai – sampai kaca rumah bibi pernah dibanting. Sekarang ia sudah tidak pernah ngomong dengan anak pertamanya itu. Anaknya yang kedua belum menikah dan masih tingggal bersamanya. Anaknya yang ketiga sudah menikah dan yang keempat adalah yang duduk di bangku kelas 3 SMP.

Dari cerita bibi, aku merasa begitu iba. Ternyata seperti itulah perjuangan seorang ibu. Aku yakin, bibi tidak akan pernah menceritakan keluh kesahnya itu pada anak – anaknya karena rasa sayangnya. Mungkin seperti itu pula ibuku. Bahkan di akhir percakapan bibi bilang, “kalau punya makanan dan gag dimakan, jangan dibiarkan menjamur dan dibuang ya Neng, buat Bibi aja”. Terakhir aku ingat membuang 8 lembar roti tawar di tempat sampah depan kamar karena sudah berjamur. Astaghfirullah. Ternyata di sekitarku banyak orang yang membutuhkan. Maafkan aku ya ALLAH.

***********************************************************************************

Malam ini, harusnya aku pergi ke suatu tempat yang sudah direncanakan sejak lama selama empat hari. Tetapi, walaupun hati berkehendak, ALLAH punya keinginan lain. Aku dapat mengambil hikmah di hari ini. Sesuatu yang indah. Sesuatu yang tidak akan pernah terganti dengan apapun. Ketulusan seorang Ibu dalam menyayangi. Aku sayang Ibu^^

Bogor, 18 Maret 2011
Red Zone^^

Senin, 28 Februari 2011

This is Fallen Teen, not Vallentine

SEJARAH VALENTINE
Valentine adalah nama seseorang pemimpin agama Katolik yang telah dianggap menjadi martir atau pejuang Kristen.Kisahnya bermula ketika raja Claudius II (268 – 270 M) mempunyai kebijakan yang melarang prajurit-prajurit-nya untuk menikah. Menurut Claudius II dengan tidak menikah maka para prajurit akan agresif dan potensial dalam berperang.

Kebijakan ini ditentang oleh Santo Valentine dan Santo Marius, mereka berdua secara diam-diam tetap menikahkan para parujurit dan muda-mudi, lama-kelamaan tindakan mereka diketahui oleh raja Claudius, sang rajapun marah dan memutuskan untuk memberikan sanksi kepada Valentine dan santo Marius yaitu berupa hukuman mati.
Sebelum dihukum mati, Santo Valentine dan Santo Marius dipenjarakan dahulu, dalam penjara Valentine berkenalan dengan seorang gadis anak sipir penjara, kemudian gadis ini setia menjenguk valentine hingga menjelang kematian Valentine. Sebelum Valentine dihukum mati, Valentine masih sempat menulis pesan kepada gadis kenalannya, yang isinya “From Your Valentine”

Dua ratus tahun setelah kematian Santo Valentine dan Santo Marius, Paus Galasius meresmikan tanggal 14 Februari 496 sebagai hari Velentine.
Itulah sejarah hari Valentine yang ternyata untuk mengenang dan memperingati dua orang suci Kristen Katolik yang mengorbankan jiwanya demi kasih sayang.
Ada versi lain tentang sejarah Valentine, yaitu pada masa Romawi Kuno, tanggal 15 Februari merupakan hari raya untuk memperingati Dewi Juno, Dewi Juno adalah ratu dari segala dewa dan dewi, orang-orang Romawi kuno juga meyakini bahwa Dewi Juno adalah dewi cinta.

Pada tanggal 14 Februari orang-orang Romawi kuno mengadakan perayaan untuk memperingati Dewi Juno dengan cara memisahkan kaum laki-laki dan perempuan. Nama-nama remaja perempuan ditulis pada potongan kertas lalu digulung dan dimasukkan ke dalam botol, setelah itu para laki-laki mengambil satu kertas, ia akan mendapatkan pasangan sesuai nama yang didapat dalam undian tersebut, bila kemudian mereka ada kecocokan maka mereka akan melangsungkan pernikahan dihari-hari berikutnya.Sedangkan pada abad pertengahan di dalam bahasa Perancis-Normandia terdapat kata ‘galentine’ yang berasal dari kata galant yang berarti cinta, persamaan bunyi antara Galentine dan Valentine disinyalir telah memberikan ide kepada orang-orang Eropa bahwa sebaiknya pada tanggal 14 Februari digunakan untuk mencari pasangan. Dan kini Valentine telah tersinkretisasi dengan peradaban Barat.
Valentine telah menjadi bentuk pesta hura-hura, simbol modernitas, sekedar simbol cinta, dan sudah mulai bernuansa pergaulan bebas dan seks bebas.


PANDANGAN ISLAM TENTANG VALENTINE
Pertama, Valentine merupakan ritual keagamaan yaitu agama Kristen, sehingga Valentine merupakan ibadah bagi agama Kristen terbukti dari pengukuhan Hari Valentine oleh seorang Paus yaitu Paus Galasius untuk memperingati dua orang yang diberi gelar orang suci oleh orang-orang Kristen. Bagi Muslim mengikuti Valentine tersebut adalah sama dengan mengikuti peribadatan orang Kristen, di samping itu ada bahaya yang lain yaitu sinkretisasi antara agama Islam dan Kristen, Allah telah memerintahkan kita untuk tidak mencampuradukkan Islam dengan ajaran agama manapun termasuk Kristen.Bagimu agamamu, bagiku agamaku. QS. 109:1-6

Kedua, Valentine untuk memperingati/memuja dewi Juno adalah ritual yang dilakukan oleh orang-orang romawi Kuno yang menyembah berhala/dewa, sehingga mengikuti ritual ini dapat bernilai kesyirikan seperti yang dilakukan oleh orang-orang Romawi Kuno yang menyembah berhala.Bedakan diri kalian dari orang-orang Musyrik. HR. Bukhari-Muslim

Ketiga, Valentine sebagai sarana untuk mencari jodoh oleh orang-orang Eropa, mereka bertahayul bahwa kasih sayang akan mulai bersemi pada tanggal 14 Februari, tahayul adalah salah satu bentuk kesyirikan, sehingga haram hukumnya bagi umat Islam untuk mengikutinya.

Keempat, Valentine sebagai media barat telah diakui daya rusaknya terhadap tatanan masyarakat timur apalagi Islam, mengiktui Valentine bukan saja sekedar pesta untuk menyatakan kasih sayang, tetapi juga pesta yang mau-tidak-mau harus mengikutkan budaya yang lainnya, pergaulan bebas, fashion, pakaian minim, ciuman antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrimnya, hidup glamour, materialistis, dansa-dansa, mengumbar nafsu dan lain-lain. Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, ia akan termasuk golongan mereka. HR. Ahmad

Tidak dapat dipungkiri lagi, Valentine adalah salah satu pintu masuk untuk menjadi sama dengan mereka.
Itulah jatidiri Valentine dan kedudukannya terhadap agama Islam, banyak para muda-mudi yang mengikuti Valentine hanya sekedar ikut-ikutan dan tidak mengetahui apa dan bagaimana Valentine yang sesungguhnya, mereka ikut hanya karena pernah melihat ada yang jualan kartu Valentine atau menerima kartu Valentine, atau karena pernah diajak temannya ikut acara Valentine, atau karena pernah melihat propaganda Valentine di majalah-majalah, tv, film dan lain sebagainya, terhadap sikap para muda-mudi yang mengikut saja terhadap apa yang tidak diketahuinya, Allah SWT telah memberikan peringatan :
Dan janganlah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. QS. 17:36
Padahal para muda-mudi gaul sering berkata untuk memberi kesan/nilai negatif kepada temannya dengan perkataan ?sok tahu lu? ternyata mereka sendiri terhadap Valentine juga sok tahu. Wallahu alam.

NARKOBA DAN ALQUR'AN

“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepadanya.” (Al Ma’idah: 88). Ayat tersebut seharusnya membangunkan kita dari tidur panjang selama ini. Betapa tragisnya nasib bangsa kita akibat peredaran dan penyalahgunaan narkoba yang semakin meningkat. Padahal pada tanggal 10 Februari 1976, Majelis Ulama Indonesia ( MUI ) telah menetapkan fatwa haram terhadap peredaran dan penyalahgunaan narkoba. MUI menyatakan bahwa agama Islam melarang umatnya memasukkan sesuatu benda atau bahan yang merugikan kesehatan jasmani, akal, jiwa, dan harta benda ke dalam tubuh karena penyalahgunaan narkoba sangat berbahaya dan bisa menyebabkan kematian, terutama di kalangan remaja. MUI pun meminta perang terhadap narkoba terus dilakukan.
Dalam Al Qur’an dipaparkan bahwa sesuatu akan menjadi buruk karena sifatnya, disebutkan dalam Surat Al A`raaf:157, “….dan menghalalkan bagi mereka segala hal yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala hal yang buruk....”. Narkoba memiliki kesamaan sifat dengan khamr, yaitu memabukkan. Dalam ayat lain disebutkan, “Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi. Katakanlah kepada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya.” (Al Baqarah : 219). Dari ayat tersebut jelas bahwa minuman keras memabukkan dan haram. Narkoba tidak hanya membuat orang menjadi mabuk tetapi juga mati. Melihat narkoba yang lebih berbahaya daripada minuman keras, maka narkoba lebih haram daripada minuman keras. “Setiap zat yang memabukkan itu khamr dan setiap zat yang memabukkan itu haram.” (HR. Abdullah Ibnu Umar). Hal yang memabukkan menyebabkan sistem saraf dan organ – organ tubuh terganggu. Pecandu akan mengalami gangguan mental yang mempengaruhi kehidupan sosialnya. Mereka akan mengalami ketergantungan pada narkoba dan menganggap tidak bisa hidup tanpa narkoba. Ketergantungan tersebut akan menimbulkan rasa sakit bila ada upaya mengurangi penggunaan atau menghentikannya. Oleh karena itu, Allah memerintahkan manusia untuk menjauhinya. “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” ( Al Maidah : 90 ).
Narkoba yang dikonsumsi pada dosis tinggi dapat menyebabkan kematian. Jumlah angka kematian pecandu narkoba pada kisaran 15.000 orang meninggal per tahun, 41 orang meninggal per hari, atau hampir 2 orang meninggal setiap jamnya. Hal ini sangat bertentangan dengan Surat Al Baqarah ayat 195, “Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri dalam kebinasaan…” dan ayat lain, ”Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”(An Nisa : 29). Betapa mulianya Islam dalam mengatur kehidupan umatnya. Sebagai manusia, kita harus sadar bahwa Allah sangat menyayangi hamba-Nya dan melarang umat manusia melakukan hal yang merugikan.
Narkoba tidak hanya membuat belasan ribu jiwa melayang setiap tahunnya. Berdasarkan data, narkoba juga telah membuat bangsa ini mengalami kerugian dengan biaya ekonomi berjumlah triliunan rupiah. Secara personal, seorang pecandu akan menghabiskan uangnya untuk hal – hal yang tidak bermanfaat. Sekali lagi ditegaskan bahwa penyalahgunaan narkoba tidak sesuai dengan Ail Qur’an yang menyatakan, “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” ( Al Isra’ : 26 – 27 ).
Saatnya mengisi hidup ini dengan sesuatu yang berguna, meski hanya dengan sesuatu yang kecil. Jangan pernah mencoba dan bermain dengan narkoba, semua kenikmatan sementara yang ditawarkannya adalah racun. Narkoba hanyalah barang haram yang akan menghancurkan hidup kita. Hiduplah di dunia ini seakan – akan kita orang asing atau orang yang sedang melintasi jalan. Jika memasuki waktu sore hendaknya tidak menunggu datangnya waktu pagi. Begitu pula sebaliknya. Jadilah orang yang bermanfaat karena sebaik – baik manusia adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain.